6 Instrumen Investasi dengan Kelebihan dan Kekurangannya

Berinvestasi dapat membantu Anda mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Investasi juga dapat meningkatkan nilai aset Anda melalui capital gain (kenaikan harga) atau cashflow misalnya dividen, pendapatan sewa, atau bunga. Selain itu, berinvestasi dapat membantu mengurangi dampak inflasi pada uang Anda. Namun, perlu diingat bahwa investasi juga memiliki risiko dan hasilnya tidak selalu pasti.

Kelebihan dan Kekurangan Tiap Instrumen Investasi

Setiap instrumen investasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menentukan investasi harus mempertimbangkan tujuan dari investasi serta profil resiko masing-masing individu. Berikut kelebihan dan kekurangan dari 6 jenis investasi umum.

1. Saham/ETF

Saham merupakan bagian dari kepemilikan sebuah entitas bisnis atau dalam hal ini, perusahaan. Membeli saham suatu perusahaan artinya anda membeli sebagian dari kepemilikan bisnis dari perusahaan tersebut. Dari saham ini, anda juga menerima keuntungan atau kerugian yang didapatkan oleh perusahaan.

Saham adalah salah satu instrumen investasi yang pasif. Artinya, instrumen ini tidak membutuhkan banyak keterlibatan anda. Ini menjadi kelebihan utama bagi anda yang sibuk dengan pekerjaan sehari-hari. Anda cukup menganalisa saham dan membelinya dan anda tidak perlu melakukan apapun. Aset anda dalam bentuk saham akan tumbuh seiring dengan tumbuhnya bisnis perusahaan. Selain itu, pendapatan juga mungkin kita terima melalui dividen. Saham juga sangat likuid serta mudah untuk memulai. Menjual dan membeli saham bisa dilakukan secara langsung di jam bursa dan untuk memulai investasi tidak membutuhkan dana yang besar.

Selain kelebihan tersebut di atas, investasi saham juga memiliki beberapa kekurangan. Fluktuasi harga saham cenderung volatile serta sangat terpengaruh psikologi pasar. Namun, untuk investor jangka panjang, fluktuasi harga ini tidak lagi relevan dan tidak menjadi masalah yang berarti. Kekurangan lainnya adalah kebanyakan investor saham adalah pemilik minoritas yang tidak memiliki pengaruh besar dalam RUPS. Jadi investor retail tidak bisa melakukan perubahan kebijakan dan kalah suara dari mayoritas.

Bagaimana dengan ETF? Exchange Traded Fund (ETF) adalah dana kumpulan yang dikelola oleh suatu pihak dan dapat diperdagangkan di bursa layaknya saham. Sebenarnya ETF bekerja mirip dengan mutual fund (reksadana). ETF biasanya berisi beberapa saham atau instrumen lainyang mengacu pada indeks tertentu. Pengelolaan ETF ada yang pasif yang hanya mengacu pada indeks atau dikelola secara aktif. ETF memang tidak begitu populer di Indonesia, namun di bursa Amerika Serikat sangat diminati karena investasi ini lebih praktis dan relatif terdiversifikasi.

Baca Juga: Tips Investasi Saham untuk Pemula

2. Properti/Real Estate

Memiliki rumah memang menjadi salah satu budaya yang dianut oleh masyarakat kita. Namun, dalam hal investasi, properti yang dimaksud adalah properti yang menghasilkan pendapatan, bukan properti pasif yang dianggurkan atau rumah tinggal.

Investasi dalam bidang properti bisa menjadi sangat menguntungkan. Selain mendapatkan cash flow atau pendapatan dari sewa, anda juga berpotensi mendapatkan capital gain jika properti dijual. Investasi dalam real estate juga relatif pasif, apalagi menggunakan jasa agen properti. Keterlibatan anda memang masih dibutuhkan, namun tidak terlalu banyak.

Kekurangan dari investasi ini adalah besarnya biaya yang dibutuhkan. Harga properti sangatlah mahal dan tidak semua orang mampu membelinya. Membeli melalui KPR atau pembiayaan lain tidak disarankan untuk investasi disini kecuali anda bisa mendapat bunga yang sangat rendah. Selain itu, properti adalah aset yang sangat tidak likuid. Menjual properti cukup sulit dan membutuhkan waktu yang lama dan kekurangan ini bisa berdampak besar jika sewaktu-waktu membutuhkan dana.

Baca Juga: Beli Rumah atau Apartemen?

3. Reksadana

Mutual fund atau reksadana adalah dana yang dikumpulkan dari beberapa pihak yang kemudian dikelola oleh manajer investasi. Reksadana bisa dibeli melalui agen reksadana. Dana pembelian ini kemudian akan masuk ke dana kelolaan manajer investasi untuk dialokasikan. Reksadana sendiri terbagi menjadi empat yaitu, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran.

Reksadana pasar uang adalah bentuk reksadana untuk jangka pendek, dimana dana yang terkumpul diinvestasikan pada deposito dan obligasi jangka pendek. Reksadana pendapatan tetap adalah bentuk reksadana jangka menengah dan dialokasikan pada obligasi jangka menengah dan jangka panjang. Reksadana saham adalah bentuk reksadana jangka panjang yang sebagian besar dananya dialokasikan pasar saham. Sedangkan reksadana campuran adalah gabungan dari tiga reksadana yang disebutkan sebelumnya.

Kelebihan utama dari reksadana adalah kepraktisan dan kepasifan. Praktis, karena dana yang anda investasikan dikelola oleh manajer investasi serta umumnya dapat ditarik sewaktu-waktu. Selain itu, investasi dalam reksadana juga tidak membutuhkan keterlibatan anda.

Kekurangan dari reksadana, khususnya di Indonesia adalah biaya yang relatif besar. Biaya reksadana atau disebut expense ratio mencakup komisi yang dipotong oleh manajer investasi dan biaya lain terkait pengelolaan aset misalnya biaya transaksi jual-beli saham. Besaran biaya ini bervariasi tergantung jenis reksadana dan manajer investasinya yang berkisar sekitar 1 hingga 5 persen.

Baca Juga: Mengenal Instrumen Reksadana dan Jenis-Jenisnya

4. Obligasi

Obligasi adalah surat berharga yang menunjukan bahwa suatu pihak memiliki kewajiban terhadap pihak lain. Singkatnya, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pihak yang membutuhkan dana. Berdasarkan penerbitnya, obligasi dibagi menjadi obligasi negara yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah dan obligasi korporat yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan.

Kelebihan obligasi adalah pendapatan bunga yang diterima relatif tinggi, biasanya di atas suku bunga bank sentral atau target inflasi. Besaran bunga juga tergantung dari beberapa faktor, yaitu siapa yang menerbitkan obligasi, jangka waktu, dan penilaian atas resiko default (gagal bayar).

Namun, obligasi juga memiliki kekurangan diantaranya adalah likuiditas yang rendah. Pokok hutang dari obligasi baru anda terima ketika jatuh tempo. Akan tetapi beberapa obligasi juga memungkinkan anda menjual obligasi di pasar sekunder. Kekurangan lainnya adalah resiko gagal bayar, khususnya untuk obligasi korporat.

Baca Juga: 4 Ide Passive Income untuk Tambahan Penghasilan

5. Deposito

Deposito adalah produk investasi perbankan berupa simpanan dalam jangka waktu tertentu dengan bunga yang lebih besar dibandingkan bunga tabungan. Bunga deposito berbeda-beda tergantung bank dan jangka waktu yang dipilih.

Kelebihan deposito adalah likuiditas yang tinggi dan jaminan keamanan. Deposito sangat likuid dan dapat dicairkan sewaktu-waktu ketika dibutuhkan. Perlu diingat, pencairan sebelum jatuh tempor terkadang dikenakan penalty tergantung perjanjian awal. Selain itu, simpanan di bank dalam bentuk deposito juga aman karena dijamin oleh LPS asalkan memenuhi kriteria yang ditentukan.

Kekurangan utama dari deposito adalah return (imbal hasil) yang sangat kecil. Deposito memang menawarkan bunga yang lebih besar dari tabungan, tapi tetap sangat kecil dibandingkan instrumen investasi lain seperti obligasi. Selain itu, penghasilan bunga dari deposito juga dikenakan pajak yang cukup besar, yaitu 20% untuk aturan saat artikel ini dibuat.

Baca Juga: Investasi: Antara Saham, Reksadana, Dan Deposito

6. Komoditas

Komoditas yang memiliki harga fluktuasi seperti emas. perak, platinum, hingga minyak juga berpotensi mendapatkan penghasilan. Selain menyimpan komoditas secara fisik maupun digital, sebagian besar spekulator juga mencari keuntungan dari transaksi future contract yang diperdagangkan di bursa komoditas. Selain komoditas umum tersebut, untuk saat ini cryptocurrency juga bisa dianggap sebagai komoditas meskipun dibuatnya kripto bertujuan untuk menjadi currency (mata uang).

Komoditas seperti logam mulia umumnya digunakan untuk melindungi kekayaan. Kelebihan dari komoditas ini adalah memiliki riil nilai yang kuat dibandingkan paper asset dimana nilainya ditentukan oleh mata uang.

Kekurangan utama dari menyimpan komoditas adalah produktifitas yang nihil. Selama apa pun emas dan perak disimpan tetap tidak akan menghasilkan apa pun, berbeda dengan saham yang memiliki bisnis yang menghasilkan barang dan/atau jasa. Khusus untuk cryptocurrency volatilitas yang sangat ekstrim menjadikannya investasi beresiko tinggi.

One thought on “6 Instrumen Investasi dengan Kelebihan dan Kekurangannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *